H I K M A T

Menurut kitab AMSAL, ”Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang penge¬tahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya” (Ams 2:6-7). Ke¬dua ayat ini memberikan dua pengertian yang penting mengenai hikmat dalam Alkitab Ibrani. Pertama, hikmat yang benar berasal dari Allah. Kedua, hikmat Allah didasarkan pada hukum Taurat yang Allah berikan kepada Musa dan umat-Nya di Gunung Sinai (!*Kel 19–34*!). Hikmat yang didasarkan pada hukum Taurat inilah yang harus diajarkan para orang tua kepada anak-anak mereka (Ul 5:16; 6:4-9). Nabi Yeremia memperingatkan agar orang tidak bermegah karena hikmat, kekuatan, atau kekayaannya, melainkan memahami, mengenal, dan menyembah Allah (Yer 9:23-24). Yeremia juga mengatakan bahwa hikmat Allah yang menciptakan dunia akan menang atas mereka yang bersandar pada hikmatnya sendiri dan mengikuti ilah-ilah lain (Yer 1:1-15).

Selama berabad-abad Allah memberikan hikmat yang istimewa kepada orang-orang tertentu. Yang terutama di antara mereka adalah Salomo, yang memohon hikmat kepada Allah (1 Raj 3:1-15;10:1-10). Hikmat Salomo termasuk hikmat mengenai hukum, yakni memahami bagaimana orang seharusnya berlaku satu sama lain, dan pengetahuan mengenai hewan dan tumbuhan. Banyak ucapan bijaksana dalam kitab AMSAL, yang menurut tradisi ditulis oleh Salomo (Ams 1:1).

Kitab AYUB berisi ucapan-ucapan bijak menge¬nai perilaku manusia dan kehendak Allah bagi umat-Nya, yang digabung dengan cerita mengenai Ayub yang tetap setia pada Allah walaupun mengalami penderitaan. Kitab PENGKHOTBAH juga berisi banyak ucapan bijak, seperti juga tulisan-tulisan hikmat yang terdapat dalam kitab-kitab Deuterokano¬nika (lihat artikel singkat berjudul ”Kitab-kitab yang Termasuk dalam Alkitab” pada hlm. 7). Kitab-kitab ini, yang digunakan oleh sejumlah orang Yahudi dan orang Kristen, mencakup kitab KEBIJAKSANAAN SALOMO, yang ditulis dalam bahasa Yunani dan menggunakan istilah-istilah filsafat Yunani; kitab SIRAKH (disebut juga EKLESIASTIKUS), yang memandang hukum Taurat sebagai simbol dan dasar bagi semua hikmat; kitab BARUKH, yang sepenuhnya menyama-kan hikmat dengan hukum Taurat sebagai karunia istimewa Allah bagi Israel (Bar 3:27-4:4).

Dalam Perjanjian Baru, Yesus digambarkan sebagai orang yang hikmat-Nya lebih besar daripada hikmat Salomo (Mat 12:42). Hikmat Yesus digam¬barkan sedemikian besar, sehingga orang di tem¬pat asal-Nya pun tidak tahu darimana Ia memperoleh¬nya (Mat 13:54; Mrk 6:2). Surat KOLOSE mengatakan bahwa Yesus adalah kunci kepada misteri Allah … dan ”di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kol 2:3). Paulus mempertentangkan hikmat manusia, yang adalah kebodohan, dengan hikmat Allah (1 Kor 1:18-2:16). Misteri hikmat Allah adalah bahwa Allah telah mengirim Yesus untuk mati di kayu salib demi mengampuni dosa dan menyelamatkan mereka yang percaya pada pemberitaan tentang Dia. Bagi mereka yang tidak percaya, pemberitaan ini sepertinya adalah kebodohan, karena mereka menggunakan hikmat dunia, bukan hikmat yang diberikan Allah.


Sumber: Alkitab Edisi Studi, Hlm.1867