Jagung, Syeir, Jelai, Jali, Jawawut,Barli
Menerjemahkan tumbuh-tumbuhan (flora) Alkitab sering kali merupakan tantangan bagi penerjemah Alkitab. Sesuai dengan prinsip penerjemahan yang baik, penerjemah harus menganalisis lebig dahulu jenis dan fungsi tumbuhan yang akan diterjemahkan dalam konteks bahasa aslinya. Jika tumbuhan itu ada dalam bahasa sasaran dan fungsinya serupa, maka penerjemah dapat langsung menerjemahkan tumbuhan itu menggunakan istilah yang sepadan dan yang paling dekat dengan bahasa sasaran. Akan tetapi mencari padanan yang terdekat seperti itu bukanlah tugas yang mudah. Beikut ini disajikan sebuah kasus menarik yang dihadapi tim penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Indonesia , khususnya dalam usaha menerjemahkan tanaman Alkitab yang dalam bahas ainggris biasanya disebut ‘barley’ (bahasa latin Hordeum vulgare).
Dalam bahas asli Alkitab, tanaman ini dalam naskah Perjanjian Lama Ibrani dinamakan se’orah, sedang dalam naskah bahasa Perjanjian Baru Yunani disebut krithe, krithinos (bahasa Latin Hordeum vulgare artinya ‘barley musim semi’ atau Hordeum hexastichon yaitu ‘barley musim dingin’). Dalam Alkitab, tanaman ‘barley’ sering disebut bersama-sama dengan tanaman sejenis, yang dalam naskah Ibrani disebut khittah, dan dalam naskah Yunani dinamakan sitos, sition, aleuron, semidalis (bahasa Latin Triticum aestivum dan Triticum compositum). Tanaman yang terakhir ini biasanya diterjemahkan menjadi ‘wheat’ (bahasa Inggris) atau ‘gandum (bahasa Indonesia) (lih.
Tanaman ‘barley’ dapat tumbuh setinggi 60-90 cm. Untaian atau mulainya berbulu, dan menunduk bila sudah masak. Pada zaman Alkitab ‘barley’ dan gandum sama-sama menghasilkan bahan baku untuk membuat roti yang merupakan makanan pokok yang terpenting. Perbedaannya, roti yang dibuat dari ‘barley’ adalah roti paling murah, kadang-kadang roti barley 50% lebih murah daripada roti gandum. Pada umumnya ‘barley’ dijadikan makanan ternak (
Dalam Alkitab bahasa Melayu/ Indonesia terjemahan Leijdecker (1733) ‘barley’ biasanya diterjemahkan “djagong”; dalam perjanjian Lama terjemahan Klinkert (1879) “syeir”; dalam Perjanjian Baru terjemahan shellabear (1929) “sja’ir”; dalam Perjanjian Baru terjemahan Bode (1938) “jelai”; dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974) “jelai”; dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (1985) “gandum jenis lain)’ dalam Alkitab Malaysia (1987) “jelai”, sedangkan dalamPerjanjian Baru Malaysia (1950) “barli”.
Mungkin pada waktu terjemahan-terjemahan yang tua disiapkan, kata ‘djagong, sja’ir, syeir, jelai, merupakan padanan yang terdekat untuk ‘barley’. Tetapi menurut pemakaian yang lazim pada masa kini, ‘jagung’ dan ‘syair’ mempunyai makna yang lain sama sekali. Di pihak lain, kata ‘syeir’ tidak dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2 (1991), Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudud-Zain, 1994), maupun Kamus Bahasa Malaysia yang dikenal dengan sebutan Kamus Dewan edisi ke-2 (1989), serta Kamus Dewan edisi ke-3 (1994).
Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia, arti pertama ‘jelai’ (Latin ‘Coix lacryma jobi’) adalah padi-padian yang biji atau buahnya keras, kadang-kadang dibuar tasbih dsb. (bnd. ‘enjelai’ dalam Kamus Umum Badudu-Zain). Arti kedua ‘jelai’ adalah jem, selai (bubur kental dari buah-buahan yang biasa dimakan dengan dioleskan pada roti dsb.) Kelihatannya kata ‘jelai’ bukan merupakan padanan yang terdekat untuk ‘ barley’, walau Alkitab TB menggunakan 40 kali, sedangkan Alkitab BIS menggunakannya 8 kali (
Di Indonesia juga dikenal tanaman ‘jali’ (Latin ‘Coix lacryma’) yaitu tanaman yang pohonnya seperti pohon jagung dan bijinya dapat dimakan, dijadikan bubur atau perhiasan. Tampaknya ‘jali’ juga bukanmerupakan padanan yang terdekat untuk ‘barley’.
Untuk kata Inggris ‘barley’, ada Kamus Inggris-Indonesia yang memberi padanan ‘jawawut’ atau ‘sekoi’ (‘sekui’ dalam Kamus Umum Badudu-Zain). Kata ‘jawawut’ dipakai satu kali dalam Alkitab TB (
Tampaknya padanan yang terdekat dalam bahasa Malaysia adalah ‘barli’ yang merupakan transliterasi dari ‘barley’. Dalam Kamus Dewan edisi ke-3 91994), ‘barli’ didefinisikan ss; (1) tumbuhan bak pokok padi, yang ditanam untuk bijirin dan makanan ternak; (2) bijiran yang dihasilkan oleh tumbuhan ini, digunakan untuk membuat bir, whiski dll. Kata ‘barli’ sudah terkenal dan umum dipakai di Malaysia, itulah sebabanya Perjanjian Baru Malaysia (1995) dan Alkitab Malaysia (1966) menggunakan istilah barli (
Ternyata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisis ke-2 )1991) dimuat lema ‘barli’ (Latin ‘Hordeum vulgare’) yaitu padi-padian yang dipakai sebagai bahan pembuat bird an whiski. Walau kata ini dimuat dalam Kamus Besar, tetapi dalam pemakaian sehari-hari di Indonesia, istilah ‘barli’ belum terlalu terkenal. Itulah sebabnya Alkitab BIS (1985) menerjemahkan ‘barley’ dengan ‘gandum jenis lain’. Tetapi dalam perkembangan terkini, menurut orang Bandung, istilah ‘barley’ sudah dikenal di warung-warung dan toko-toko. Kalo benar begitu, boleh saja dipakai kata ‘barli’ (dalam ejaan Indonesia), karena makna dan fungsinya yang paling dekat dengan naskah aslinya. Sebagai alternative, dalam bahas apercakapan kita juga dapat menerjemahkan ‘barley’ dengan istilah ‘gandum murahan’ (
Kesimpulan, ada tiga cara menerjemahkan ‘barley’ (Latin ‘Hordeum vulgare’) ke dalam bahasa Indonesia :
- barli,
- gandum jenis lain, atau
- gandum murahan.
(Mula-mula diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul “ Translating thr Biblical ‘Barley into Indonesian” The Bible Translator” Vol. 48 No.2 9april 1997), hlm 245-248.)
Rujukan Pustaka
- Arndt, William F.; Gingrich, F Wilbur; dan Danker, Frederick W. 1979 A Greek-English lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature. Edisi ke-2 Chicago: University of Chicago.
- Badudu, J. S., dan Zain, Sultan Mohammad.1994 Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
- Brown, Francis; Driver, S.R.; dab Briggs, Charles A. 1952. A. Hebrew and English Lexicon of the Old Testament with an Apendix Containing the Biblical Aramic. Oxford: Clarendon Press. 1980. Help For Translators. Fauna and Flora of the bible. Edisi ke-2. New York: United Bible Societies.
- Jacob, Irene, dan Jacob, Walter. 1992 “Flora” dalam The Anchor Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman, Vol 2: 803-817. New York : Doubleday.
- Johns, A. H., dan Prentice, D.J. 1992. Kamus Inggris Melayu Dewan. An English-Malay Dictionary. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia.
- Leon-Dufour, Xavier. 1990. Ensiklopedi Perjanjian Baru. Saduran Stefan Leks dan A.S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius.
- Louw, Johannes P. dan Nida, Eugene. 1998.Greek-English Lexicon of the New Testament Based on Semantic Domains. Vol 1 & 2. New York: United Bible Societies.
- Othman, Shikh. 1989. Kamus Dewan. Edisi ke-2. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.
- Othman, Shikh. 1989. Kamus Dewan. Edisi ke-3. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.
- Perkins, Pheme. 1985. “Barley” dalam Harper’s Bible Dictionary, ed. Paul J. Achetemier, hlm. 94. San Fransisco : Harper & Row.
- Richardson, H.N. 1980. “Barley” dalam The Interpreter’s Dictionary of the Bible, ed. Gorge A. Buttrick, Vol. 3:355. Nashville: Abingdon.
- Tim Penyusun Kamus. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka.
- Trever, J.C. 1980. “Barley” dalam The Interpreter’s Dictionary of the Bible., ed. George A. Buttrick, Vol. 3:355. Nashville: Abingdon.
Sumber: Forum Biblika no 6