Kaum Stoa
Seorang guru dan pemikir besar bernama Zeno dari Sitium hidup tahun 332–262 SM. Kebanyakan guru pada zamannya menyewa sebuah ruangan tempat para murid mendengar ajaran mereka. Namun, Zeno langsung mendatangi orang-orang, se¬perti seorang pengkhotbah ja¬lanan di masa kini. Di Atena, di bagian utama kota, ada banyak tiang tinggi yang indah berjejer di sekitar toko-toko dan tempat-tempat umum. Kawasan itu disebut Stoa. Oleh karena Zeno mengajar di tempat umum semacam ini, nama Stoa pun diberikan kepadanya dan para muridnya. Krisipus dari Soli belajar pada murid Zeno, Kleantes dari Asos, dan ia dipandang sebagai salah satu tokoh terpenting dari kaum Stoa perdana.
Kaum Stoa beranggapan bahwa alam semesta adalah makhluk hidup yang memiliki pikiran dan maksud seperti seorang dewa. Maksud ini mereka namakan ”kodrat”. Menurut kaum Stoa, semua manusia memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk hidup menurut tata alam. Kemampuan ini mereka namakan ”kesadaran nurani”. Jika manusia hidup menurut tata alam, kehidupan mereka akan dipenuhi oleh kebaikan dan kedamaian. Jika tidak, yang terjadi adalah perkelahian dan kehancuran. Kaum Stoa percaya bahwa satu-satunya cara agar manusia dapat mengendalikan kehidupan mereka adalah dengan mengendalikan pengaruh-pengaruh berbagai peristiwa dalam dunia ini. Dengan melepaskan kehendak untuk mengendalikan segala hal yang berada di luar kekuatan mereka, kaum Stoa berusaha untuk hidup tanpa rasa takut akan masa depan.
Beberapa gagasan Stoa diambil alih oleh beberapa penulis Yahudi, seperti penulis Kebijaksanaan Salomo. Tarsus yang merupakan kampung halaman Paulus ([Kis 21:39]), merupakan pusat penting pengajaran filsafat Stoa di Asia Kecil. Ketika Paulus berpidato di dalam Stoa di Atena, ia menggunakan beberapa pernyataan yang dapat dipahami oleh orang yang telah belajar pemikiran-pemikiran Stoa ([Kis 17:16-34]). Dalam surat GALATIA, Paulus menggambarkan apa yang dilakukan Roh Allah dalam kehidupan manusia. Kualitas-kualitas hidup yang dihasilkan oleh Roh sama dengan kualitas-kualitas yang menurut kaum Stoa akan dihasilkan jika orang hidup sejalan dengan alam. Kualitas-kualitas hidup ini mencakup kemurah¬an hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembut¬an, dan penguasaan diri ([Gal 5:22-23]).
Sumber: Alkitab Edisi Studi, Hlm.1815