LOGOS, KALAM, FIRMAN, SABDA

Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D

Manakah terjemahan yang tepat dan memadai dari keempat istilah pada judul di atas? Pembaca Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia dihadapkan dengan beraneka pilihan. Dalam Alkitab bahasa Melayu terjemahan M. Leijdecker (1733) logos (dalam Yoh 1:1;14; 1 Yoh 1:1; Why 19:13) diterjemahkan menjadi “Kalimat”. Dalam terjemaham H. C. Klinkert (1879) dan terjemahan W. A. Bode (1938) logos diterjemahkan “Kalam”. Dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974) diterjemahkan “Firman”, sedang dalam Alkitab Kabar Baik dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (1985) diterjemahkan “ Sabda”.

Kata Yunani logos merupakan istilah teknis yang mula-mula dipakai oleh filsuf Heraklitus pada abad ke-6 S.M. Istilah ini menjadi gagasan dan semboyan yang penting dalam filsafat Stoa bermula pada abad ke-3 S.M. Istilah ini kemudian diambil alih oleh Philo seorang teolog Yudaisme yang mencoba memadukan teori filsafat Yunani dengan kisah Alkitab mengenai firman/sabda Allah yang menciptakan alam semesta. Logos Allah menjadi perantara antara Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya, dan menjadi wujud wahyu Ilahi.

Dalam Perjanjian Baru, Logos berarti kata, ucapan, firman, sabda atau wacana, dan merupakan padanan kata Ibrani dabar dalam Septuaginta (terjemahan pertama Alkitab Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani yang mulai diusahakan pada abad ke-3 S.M.) Kata benda Logos dibentuk dari kata kerja lego yang artinya berkata. Logos bermakna perkataan yang diucapakan (Mat 7:24;28; Luk 4:32) atau hal yang dikerjakan (Mat 21:24 = Mrk 11:29 = Luk 20:3; Kis 8:21; 15:6). Dalam satra Yohanes, logos merupakan gelar Yesus; Yesus adalah Firman atau Sabda yang berpribadi (Yoh 1:1; 14; 1 Yoh 1:1; Why 19:13).

Walau kadang-kadang kata-kata seseorang tidak sesuai dengan tindakannya (bahkan kata-kata dapat dipakai untuk menyembunyikan maksud hati yang sesungguhnya), pada umumnya kata dapat menjadi sarana untuk menyatakan sesuatu yang ada pada kita kepada orang lain. Dalam Alkitab firman/sabda dan kenyataan tidak dapat dipisahkan: semua firman adalah kenyataan dan semua kenyataan dikomunikasikan dengan firman. Selain itu firman berkaitan erat dengan tindakan: berfirman/bersabda berarti bertindak seperti waktu Allah menciptkan alam semesta.

Kalau kita mengkaji pemakaian kata logos sesuai dengan konteks pemakaiannya dalam naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani, ternyata kata tersebut mempunyai sepuluh macam arti:

  1. Sesuatu yang diucapkan ; kata, berita, pernyataan, atau pertanyaan (jika logos didahului oleh kata kerja erotao yang artinya bertanya, msl. Mat 21:24). Yang diutamakan di sini adalah isi berita yang disampaikan (Yoh 4:41). Perlu dicatat bahwa ada kata Yunani yang sering kali merupakan padanan logos yaitu kata rema yang artinya perkataan yang diucapkan atau hal yang dilakukan (Mat 4:4). Tidak ada perbedaan makna antara logos dan rema, yang ada hanyalah perbedaan gaya bahasa atau stalistika.
  2. Pertuturan atau wicara. “… dan Paulus mereka namakan Hermes, sebab dialah yang bicara: (Kis 14:12).
  3. Kabar baik atau Injil: logos di sini mempunyai arti khusus yaitu ajaran mengenai Kristus (Kol 3:16), perkataan Tuhan (Kis 19:20), kabar atau berita dari Allah (Luk 1:2; Mrk 2:2).
  4. Dokumen atau buku (msl. Kis 1:1). Pemakaian kata logos menunjukkan bahwa sifat tulisan itu lebih resmi dan lebih sistematis daripada pemakaian kata Yunani gramma yang berarti surat atau tulisan.
  5. Kalam, Firman atau Sabda: Gelar Yesus dalam Injil Yohanes yang merujuk pada isi wahyu Allah, dan merupakanpantualan suara atay gaung daripada kata kerja “berfirman” atau “bersabda” dalam Kejadian 1 dan dalam nubuat para nabi (Yoh 1:14).
  6. Daftar atau catatan utang piutang: utang (Mat 18:23), atau keuntungan (Flp 4:17)
  7. Sebab atau alasan (Kis 10:29; Mat 5:32; 1 Ptr 3:15).
  8. Pekerjaan (msl. Kis 8:21), hal, perkara, peristiwa atau kejadian (msl. Mat 18:16).
  9. Kelihatanya: walau kelihatanya bijaksana, tetapi sebenarnya tidaklah begitu (Kol 2:23)
  10. Dakwaan atau pengaduan resmi di depan meja pengadilan (Kis 19:38).

Selain itu, masih terdapat beberapa ungkapan dalam naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani yang menggunakan kata logos:

  1. Logos trexei (harfiah “kata lari”): artinya tersebar dengan cepat (2 Tes 3:1)
  2. Logou poieomai (harfiah “membuat alas an”): artinya menganggap, menghiraukan atau mempedulikan (Kis 20:24)
  3. Kata logon anexomai (harfiah “menerima sesuai dengan tuduhan”) artinya menerima dakwaan (Kis 8:14 TB), dapat juga berarti sabar mendenganr pengaduan (Kis 8:14 BIS).

Logos juga dipakai dalam gabungan kata seoerti antropologi, aekeologi, biologi. embriologi, filologi, fomologi, geologi, kosmologi, psikologi, teologi dan sebagainya. Dari kesepuluh arti Alkitabiah logos di atas, ada dua golongan pemakaian (A) bila dipakai bukan gelar Kristus, dan (B) dipakai sebagai gelar Kristus:

A. Logos bukan sebagai gelar Kristus:

  1. Logos: firman/sabda Allah. Firman Allah mengadakan apa saja yang disabdakan-Nya (Mzm 33:9; Yes 55:10-11). Perintah Allah menunjukan kepada manusia makna penciptaan alam semesta (Kel 20:1-17), dan menyelamatkan orang yang menaati hukum Tuhan (Mzm 119:1-), Sabda Allah menjanjikan keselamatan bagi orang yang dipanggil-Nya (Kis 13:26). Dan perkataan Allah itu hidup serta berdayaguna (Ibr 4:12).
  2. Logos: firman/sabda Allah. Kalau para nabi selalu menyampaikan pesan Allah dengan kata-kata pembukaan, “Beginilah firman/ wangsit/ pesan Allah…”(Yes 7:7;10;24 dst.; Yeh 2:4;3:11 dst.: Ams 1:6;3:11 dst) Akan tetapi Yesus langsung berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu…” (Mrk 5:22;28;32 dst.) Dengan sepatah kata saja Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat (Mat 8:16), mengampuni dosa (Mrk 2:5), menetapkan/melembagakan perjamuan Tuhan (Luk 22:15-20), dan memberi kuasa-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya (Yoh 20:23). Seperti halnya dengan sabda Allah, orang harus menyatakan sikapnya terhadap sabda/ajaran Yesus; manusia harus memilih untuk menerima atau menolak-Nya (Mat 7:24-27; Mrk 8:38; Kis 13:46).
  3. Logos = Khotbah, pemberitaan atau perkataan Tuhan yang disampaikan oleh para pemberita Kristiani. Dalamperkembangan pemakainnya, logos juga diterapkan pada berita atau perkataan Tuhan yangdisampaikan para rasul dan pengikut Yesus lainnya (Kis 4:29;31; Kis 6:2;4;8:24;25; Gal 6:6; 1 Tim 5:17). Berita yang disampaikan pemberita Kristiani itu senilai dengan firman Allah, karena yang disampaikan adalah sabda Yesus yang menyelamatkan, memberi hidup dan berdayaguna (Rm 10:17). Pemberitaan itu juga memisahkan orang-orang yang sedang diselamatkan (2 Kor 2:14-17).
  4. Logos = kata, ucapan. Menurut tradisi hikamt, manusia mendapat berbagai petunjuk dan panduan bagaimana mengelola kata-kata yang diucapkan mempergunakan alat ucapnya: lidah, bibir dan mulut (Mzm 39:2; 141:3). Surat Yakobus memberikan petunjuk-petunjuk praktis bagaimana mengendalikan alat ucap kita ( Yak 1:19; Yak 3:2-12). Yesus sendiri menghimbau agar kita berbicara jujur (Mat 5:33, bnd. 2 Kor 1:17-18; Yak 5:12), Karen apa yang dikeluarkan oleh alat ucap kita adalah yang melimpah dari hati kita (Luk 6:45).

B.Logos sebagai gelar Kristus:

Logos = Yesus Kristus. Menurut Yohanes yang mengikuti tradisi hikmat (Ams 8:22-31) dan teologi Surat Ibrani (Ibr 1:1-3;4), Firman/Sabda Allah hidup dan bekerjasama dengan Allah (Yoh 1:1-3). Akan tetapi karena manifestasi Firman yang mula-mula tampaknya belum berhasil, Firman itu menerima wajah baru yakni menjelma menjadi tubuh manusia di dalam pribadi Yesus yang lahir di kota Nazaret (Yoh 1:11; 14). Dalam wajah baru itulah Firman/Sabda menjadi perantara yang mengundang manusia untuk mengakui Bapa melalui Yesus guna memahami sabda Allah yang sekaligus sabda Yesus (Yoh 3:34; 12:50;17:8-14). Dalam Why 19:13 Yesus disebut “Kalimat Allah” (1733), “Kalam Allah” (1879, 1938), “Firman Allah” (1974) atau “Sabda Allah” (1985). Dalam 1 Yoh 1:1 Yesus disebut “Kalimat kahidopan” (1733), “kalam hajat” (1938), “Firman hidup” (1974) atau “Sabda yang memberi hidup” (1985). JAdi, menurut Yohanes Sang Logos adalah satu-satunya logos yang sejati. Dan nilah yang menjadi azas iman Kristiani bahwa kehidupan Yesus, ajaran, tindakan serta kematian-Nya merupakan pernyataan/wahyu Allah yang sempurna.

Jadi, Menjawab pertanyaan awal tulisan ini, “Manakah terjemahan logos yang tepat dan memadai?” haruslah balik ditanya, “Tepat dan memadai untuk siapa?” Bagi para pakar Biblika dan mahasiswa STT dan Seminari Agung, mungkin kata logos sudah merupakan terjemahan yang memadai (walaupun hanya merupakan transliterasi dari bahasa sumbernya), sebab mereka telah mandalami Filsafat, Eksegesis, Teologi Perjanjian Baru dan Kristologi Yohanes. Bila terjemahan Alkitab itu disiapkan bagi kaum awam, mempertahankan kata logos tidaklah membantu pemahaman pembaca. Apalagi tidak semua mahasiswa STT dan Seminari Agung menjadi pakar Biblika, pasti lebih bermanfaat jika kata logos diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menurut salah satu dari kesepuluh artinya sesuai dengan konteks pemakaiannyamasing-masing. Dan itulah yang telah dikerjakan dalam Alkitab TB (1974), tidak semua kata logos dalam Perjanjian Baru diterjemahkanmenjadi “firman”. Khususnya dalam Alkitab BIS (1985), Logos sudah diterjemahkan menurut arti kontekstualnya.

Khusus dalam konteks Yoh 1:1;14; 1 Yoh 1:1 dan Why 19:13, bila kita memilih “kalimat” seperti dalam terjemahan Alkitab Melayu Leijdecker (1733) kemungkinan besar pembaca masa kini menangkap arti yang berbeda dari makna kata itu sesuai dengan pemakaian pada abad ke-18. Pembaca yang rajin membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akan mendapati bahwa salah satu definisi kalimat adalah perkataan (bahkan ada istilah “kalimatullah” yang artinya perkataan Tuhan; firman Allah). Tetapi pemakaian seperti itu tergolong pemakaian teknis. Bagi kebanyakan pembaca, “kalimat” lebih bermakna umum yaitu satuan bahasa yang relative berdiri sendiri seperti kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat aktif, kalimat pasif dan sebagainya.

Kalau kita memilih “kalam” seperti dalam terjemahan Klinkert (1879) dan Bode (1938), agaknya hal yang serupa akan terjadi. Memang dalam KBBI salah satu definisi kalam adalah perkataan, kata (terutama bagi Allah). Tetapi berapakah pembaca Alkitab yang selalu membawa dan membuka KBBI setiap kali membaca Alkitab di gereja atau di rumah? Dapat ditambahakan bahwa penulis sering ditanya, “Apa artinya Kalam Kudus dan Kalan Indah?” Agaknya kata “kalam” tidak lagi menjadi kosakata (Leksikon) aktif sebagian besar penutur bahasa Indonesia.

Pilihan kita tinggal dua. Pada Umumnya pembaca Alkitab masa kini memahami arti “Firman”(Alkitab TB, 1974) atau “Sabda” (Alkitab BIS, 1985). Menurut KBBI, sabda adalah kata atau perkataan bagi Tuhan, nabi, raja dan sebagainya. Khas dalam satra Yohanes , Sabda atau Firman adalah gelar yang merujuk pada pribadi Yesus Kristus, karena itu seyogianyalah ditulis dengan huruf capital. Tetapi yang janggal adalah tidak ditemukannya lema (entri)dan definisi kata “firman” dalam KBBI (Jakarta: Balai Pustaka)—baik dalam cetakan pertama 1988, kedua 1989 maupun ketiga 1990. Wallahualam!

Rujukan Pustaka

  1. Achtemeir, Paul J. (ed.). 1985. Harper’s Bible Dictionary. Sanfranscisco:Harper & Row
  2. Arndt, William F.; Gingrich, F. Wilbur; dan Danker, Frederick W. 1979. A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Chritian Literature. Edisi ke-2. Chicago: University of Chicago.
  3. Bagus, Lorens 2 Agustus 1992 “Logos” dalam Suara Pembaruan.
  4. Buttrick, George A. (ed.).1962. The Interpreter’s Dictionary of Bible. Vol. 4. Nashville: Abington.
  5. Kittel, Gerhard (ed.). 1067. Theological Dictionary of the New Testament. Vol. V. Terjemahan Geoffrey W. Bromiley. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans.
  6. Le’on-Dufour,Xavier. 1990. Ensiklopedi Perjanjian Baru. SaduranStefanLeks dan A. S. Hadiwinata. Yogyakarta: Kanisius.
  7. Louw, Johannes P. dan Nida, Eugene. 1998.Greek-English Lexicon of the New Testament Based on Semantic Domains. Vol 1 & 2. New York; United Bible Societies.

Sumber: Forum Biblika no 3