PERUMPAMAAN

Perumpamaan (Yunani, parabole) berarti ”menyejajarkan hal untuk diperbandingkan”. Biasa¬nya perumpamaan merupakan cerita-cerita pendek yang dikisahkan dalam rangka pengajaran. Perumpamaan juga dapat berupa kalimat-kalimat pendek yang membandingkan suatu hal yang dilakukan seseorang dengan sebuah pe¬ristiwa alamiah atau yang biasa terjadi. Sebagai contoh, Ams 6:6-8 membandingkan seekor semut yang me¬ngumpulkan makanan dan merencanakan masa depannya dengan manusia yang seharusnya saling bekerja sama dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Nabi Yesaya membandingkan bangsa Israel pada zamannya dengan kebun anggur yang tidak menghasilkan anggur yang baik (Yes 5:1-5) sehingga pemiliknya tidak mau lagi merawatnya. Menurut Yesaya, Allah tidak akan peduli lagi pada bangsa Israel jika hidup mereka tidak menghasilkan buah yang baik, yaitu melakukan kebenaran.

Dalam MATIUS, MARKUS, dan LUKAS, Yesus sering menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan Allah dan cara hidup yang semestinya dalam Kerajaan Allah. Beberapa perumpamaan hanya berbentuk kalimat-kalimat pendek, misalnya tentang orang buta yang menuntun orang buta (Mat 15:14), rumah tangga yang terpecah-belah (Mat 12:25), memberikan mutiara kepada babi (Mat 7:6), dan mata sebagai pelita tubuh (Mat 6:22-23). Lebih dari empat puluh perumpamaan berbentuk cerita pendek, misalnya: Yesus meng¬umpamakan datangnya Kerajaan Surga dengan seorang penabur benih (Mat 13:3-9), dengan harta yang terpendam (Mat 13:44), dan dengan lalang di antara gandum. Beberapa perumpamaan yang berbentuk cerita pendek diberi penjelasan, seperti dalam Mat 13:36-43. Penjelasan ini dimaksudkan untuk membantu jemaat memahami pesan yang ingin disampaikan Yesus.

LUKAS memiliki sejumlah perumpamaan yang cukup terkenal, seperti Orang Samaria yang Murah Hati (Luk 10:30-37), Orang Kaya yang Bodoh (Luk 12:16-21), Hakim yang Tidak Benar (Luk 18:1-8), dan Anak yang Hilang (Luk 15:11-32).


Sumber: Alkitab Edisi Studi, Hlm.1584