S A M A R I A
Samaria adalah nama ibukota Kerajaan Utara sejak Israel diperintah oleh raja Omri (abad-9 SM). Selama 6 tahun Omri memerintah Israel di Tizri kemudian ia membeli pegunungan milik Semer dan menamainya ‘Samaria’ (
Sejak Ahab menikah dengan Izebel, Samaria menjadi pusat penyembahan berhala Baal dan ia membangun kuil Baal dan patung Asyera di Samaria (
Keluarga Hasmonian kemudian berpengaruh atas Samaria dan Hyrcanus menguasai Sichar dan menghancurkan kuil di gunung Gerizim. Di tahun 63 SM Pompey menyerahkan Samaria kedalam propinsi Siria dan kota Samaria menjadi kota penting dan raja Herodes Agung tinggal disitu. Pada tahun 6 M Yudea dan Samaria disatukan dibawah propinsi Siria. Pada masa itu pertentangan Yahudi dan Samaria memuncak dengan terjadinya insiden seperti orang Samaria dibantai Pilatus (36 M) dan Samaria dibumi-hanguskan oleh orang Romawi (66 M).
Kepercayaan iman orang Samaria ada 6 hal: (1) Percaya Allah yang Esa; (2) Percaya akan nabi Musa; (3) Percaya akan hukum; (4) Percaya akan gunung Gerizim sebagai tempat yang ditentukan Allah untuk membakar korban; (5) Percaya akan hari Penghakiman; dan (6) Percaya bahwa Musa akan kembali sebagai Taheb untuk pemulihan (semacam Mesias). Samaria memiliki versi Pentateuch sendiri.
Dibalik penyesatannya, orang Samaria masih dianggap saudara yang memisahkan diri oleh orang Israel di Yudea. Yesus dalam pertemuan dengan perempuan Samaria di Sichar tidak membela ibadat di Yerusalem atau Samaria melainkan agar kita “menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran (
Acuan Utama:
J.D. Douglas (ed), The New Bible Dictionary, Inter-varsity Press, London, 1970 (1 Vol); Katharine Dope Sakenfield, The New Interpreter’s Dictionary of the Bible, Abingdon Press, Nashville, 2006 (5 Vols); Kitab Makabe; dan Josephus, Antiquities & The Jewish War.
Sumber: Dok. Dep. Penerjemahan LAI